Rabu, 24 Oktober 2018

SEJARAH dan PERADABAN MINANGKABAU

SEJARAH dan PERADABAN MINANGKABAU

Assalamualaikum wr wb,
penulis kali ini  menuliskan ringkasan perjalanan waktu sejarah minangkabau
segala kekurangan mohon dapat di tambahkan setiap kesalahan mohon di betulkan
berharaf dapat menjadi catatan bagi generasi selanjutnya, agar mengetahui kebesaran dan keagungan sejarah nenek moyang mereka

pertama tama kita mulai dari kisah di bawah ini

ALEXANDER AGUNG / ISKANDAR ZULKARNAEN
banyak kisah TAMBO ( cerita yang di yakini kebenarannya oleh masyarakat tapi tidak meninggalkan catatan tertulis )

salah satunya adalah tentang ALEXANDER AGUNG

Nama : Aleksander III dari Makedonia
Dikenal : Aleksander Agung atau Iskandar Agung
Lahir : Pella, Yunani, Juli 356 SMM
Wafat : Babilon, Irak, Juni 323 SM
Orang Tua : Raja Filipus II (Ayah), Olimpias (Ibu)
Istri : Roxana (328 SM), Stateira II (325 SM), Parysatis II (325 SM)
Anak : Aleksander IV, Herakles

mengisahkan tentang ALEXANDER AGUNG  yang berasal dari MACEDONIA yang berhasil menaklukan kawasan timur / benua timur / BENUA RUHUM / INDIA.
Saat Alexander agung berhasil menaklukan kawasan INDIA


dan bandingkan dengan kisah ini :

Pertama, sebagian meyakini bahwa ia tidak lain adalah Iskandar Al-Maqduni (Alexander Agung). Oleh karena itu, sebagian mereka memberinya nama Iskandar Dzul Qarnain. Menurut pendapat mereka, setelah kematian ayahanda tercintanya, Iskandar Dzul Qarnain mampu menguasai negara-negara Roma, Maghrib, dan Mesir. Ia juga telah membangun sebuah kota yang bernama Iskandariyah, menguasai Baitul Maqdis dan Syam, kemudian melanjutkan ekspansinya ke Armenia, menaklukkan Irak dan Iran, lalu ke India dan China. Dari sana, ia kembali ke Khurasan dan membangun berbagai kota di Khurasan. Lalu, ia kembali ke Iraq lagi. Setelah itu, ia jatuh sakit dan meninggal dunia di kota Zuur. Menurut pendapat sebagian mufassirin, usia Dzul Qarnain tidak lebih dari 36 tahun. Jasadnya dibawa ke Iskandariyah dan dikebumikan di tempat tersebut.
Kedua, sebagian dari ahli sejarah sepakat bahwa Dzul Qarnain adalah salah seorang raja Yaman (Raja-raja Yaman dijuluki gelar “Tubba’”. Bentuk pluralnya adalah “Tabâbi’ah”).
Mereka yang mempertahankan pendapat ini adalah Al-Ashma’i dalam Târîkh al-‘Arab Qabl al-Islam (Sejarah Arab Sebelum Islam), Ibn Hisyam dalam buku sejarah terkenalnya yang bernama As-Sîrah, dan Abu Raihan Al-Biruni dalam kitabnya yang berjudul Al-Âtâr Al-Bâqiyah.
Bahkan dalam syair-syair kaum Himyari (dari bangsa Yaman) dan sebagian penyair-penyair Jahiliyah ditemukan bahwa mereka merasa bangga dengan sosok Dzul Qarnain di dalam syair-syair mereka.