PERAHU DI ZAMAN DATUK KATUMANGGUNGAN DAN PERPATIH |
kembali pada kisah sebelumnya, dimana ke dua datuk yaitu KATUMANGGUNGAN DAN PERPATIH menyebar luaskan pengaruh dan wilayahnya.
demi melihat sebuah gunung di sebelah timur utara, ke dua datuk memerintahkan 50 orang datuk dan pasukan tentaranya bergerak kesana. ke gunung SAGO.
kali ini adalah para datuk dari daerah PARIANGAN - PADANG PANJANG yang mendapat tugas.
setibanya di sana, hari menjelang petang kemudian mereka mencari lokasi untuk berkemah, maka seorang dari mereka yang pandai memanjat kemudian bersegera memanjat pohon yang paling tinggi dan memandangi daerah dimana yang baik untuk berkemah.
berteriaklah ia menyebut SITUJUO.....SITUJUOOO sambil tangannya menunjuk - nunjuk ke sebuah arah, dan datuk ketua dari wakil datuk temenggung dan perpatih memerintahkan pasukannya bergerak ke tempat yang di tunjuk prajuritnya.
bergegaslah mereka bergerak hingga di sebuah daerah mereka berhenti demi memandangi sebuah tempat yang datar dan berumput luas di bawah sana, tidak jauh dari tempat mereka berhenti.
datuk datuk itu saling berkata : SITUJUA SITUJUA ( SITU JUO = DI SITU JUGA ), konon dari sana di ambil nama dimana tempat mereka berdiri tersebut menjadi sebuah nama KAMPUNG bernama SITUJUH yang berasal dari kata SITUJUA, BUKAN TUJUH.
dimana lautan masih berada di daratan saat ini |
sebelum tiba di sana, mereka terlebih dahulu melewati beberapa tempat seperti masih ada sekarang, dan nama nama tempat dimana pertama mereka temui menjadi nama kampung sekarang.
gunung sago |
Mereka berangkat dari pariangan padang panjang, sungai jambu, menuju tabek patah, tanjuang alam, tungka, bukik junjuang siriah, bawah burai, aia taganang, padang kubuang, padang si janti-janti, lurah pimpiang, lurah luak kuntu, lurah basuduik, lurah sumua sati, lurah jalan binti, ngalau dan sebagainya. Dalam perjalan rombongan menemui sebuah padang ribu-ribu yang luas dan memutuskan bermalam di situ karena hari telah senja. Perkiraan tempat itu sekitar pasar ternak sekarang perbatasan piladang dan situjuah ) .
Pagi esok harinya, di waktu rombongan
akan berpencar mencarai tempat yang baik untuk daerah pemukiman dan
pertanian, diketahui telah berkurang lima rombongan. Setelah
tanya-bertanya kemana perginya yang kurang itu, semua yang menjawab
mengatakan : antahlah! Tempat itu sampai sekarang bernama padang
siantah. Beberapa waktu kemudian baru diketahui, kelima rombongan yang
antahlah! Itu menuju daerah bangkinang ,kuok, air tiris, salo dan
rumbio.
Selanjutnya rombongan yang tinggal 45
kelompok ini melanjutkan perjalanan dan akhirnya sampailah pada suatu
tempat dekat batang agam yaitu titian aka dan kumbuah nan bapayau, dan
mereka berhenti dan disambut oleh niniak nan batigo yaitu : rajo panawa,
barabin nasi, dan jhino katik rombongan yang telah lebih dahulu sampai
di payakumbuh.
Niniak nan batigo menerima baik
kedatangan mereka. Dan dengan senang hati mempersilahkan memilih tempat
yang layak untuk diolah jadi pemuki-man, peladangan dan sawah. Untuk
sama-sama teguh memegang buat sebelumnya diadakan musyawarah yang
diadakan di atas sebuah tanjung dekat air tabik, mereka berhimpun
(berkumpul) di tanjung ter-sebut sehingga dinamai tanjung tersebut
dengan tanjung himpun ( masyarakat menyebutnya tanjung pun) .
Dan kemudian mereka membagi rombongan
dan melanjutkan menuju arah yang mereka suka masing-masing tempat mereka
berpisah dinamai dengan Labuah Basilang. Rombongn yang datang dari
pariangan padang panjang, adalah :
Rombongan yang menuju arah Batu Hampar adalah :- 1). Datuak Pangulu Basa Ke Tambun Ijuak,
- 2). Datuak Rajo Malano Ke Batu Hampa,
- 3). Datuak Munsaid Ke Koto Tangah dan
- 4). Datuak Permato Dirajo Ke Durian Gadang.
- 1). Datuak Rajo Basa
- 2). Datuak Rajo Indo Anso
- 3). Datuak Sinaro Nan Bagonjong
- 4). Datuak Tumangguang Nan Pariawan ,
- 5). Datuak Gindo Malano Nan Panjang,
- 6). Datuak Malagiri Nan Hitam.
- 1). Datuak Marajo Indo Nan Mamangun,
- 2). Datuak Marajo Indo Nan Rambayan,
- 3). Datuak Gindo Malano
- 4). Datuak Rajo Makhudum,
- 5). Datuak Damuanso dan
- 6). Datuak Bandaro Sati.
- 1). Datuak Paduko Alam Ke Limbukan,
- 2). Datuak Paduko Sinaro Ke Aur Kuniang,
- 3). Datuak Rajo Malano Ke Sei Kamuyang,
- 4). Datuak Rajo Malikan Nan Panjang Ke Mungo,
- 5). Datuak Pangulu Basa Ke Andaleh.
- 1). Datuak Rajo Mudo Ke Halaban,
- 2). Datuak Paduko Alam Ke Ampalu,
- 3). Datuak Paduko Marajo Ke Sitanang,
- 4). Datuak Munsoik Ke Tebing Tinggi
- Datuak Marajo Simagayua Nan Mangiang ke Situjuah Banda Dalam,
- Datuak Rajo Malano ke Situjuah Ladang Laweh
- Datuak Munsoid ke Situjuah Gadang,
- Datuak Marajo Kayo Ke Situjuah Batua.
- Datuak Rajo Mangkuto Nan Lujuah Ke Balai Talang
- Datuak Bandaro Nan Hitam Ke Talago, dan
- Datuak Patiah Baringek Ke Kubang
- Datuak Bandaro Nan Balapiah Ke Simalanggang,
- Datuak Mangun Dirajo Ke Sungai Beringin,
- Datuak Rajo Baguno Ke Piobang,
- Datuak Bagindo Soik Ke Taeh,
- Datuak Sabatang Ke Gurun, dan
- Datuak Tunaro Ke Lubuak Batingkok
- Datuak Sinaro Nan Panjang Ke Sarilamak,
- Datuak Sinaro Nan Garang Ke Tarantang
- Datuak Bandaro Ke Harau dan
- Datuak Tan Gadang Ke Solok Padang Laweh.
- Datuak Tumangguang Ke Taram
- Datuak Panghulu Basa Ke Bukik Limbuku,
- Datuak Marajo Basa Ke Batu Balang,
- Datuak Permato Soid Di Kuok,
- Datuak Bandaro Sati Di Bangkinang,
- Datuak Tan Gadang Di Salo,
- Datuak Baramban Di Aie Tiris, Dan
- Datuak Marajo Basa Di Rumbio
Demikianlah akhirnya berdirilah LUHAK LIMO PULUAH KOTO yang di ambil dari datangnya 50 ORANG DATUK dari PARIANGAN PADANG PANJANG nama lain dari pemerintahan DATUK KATUMANGGUNGAN DAN DATUK PERPATIH, mereka berdua memang terkenal arif dan bijak sana. walaupun berbeda pendapat dalam ememrintah, namun tak satupun yang bisa memisahkan mereka dan dalam persatuan mereka terkenal sangat kuat.
kadang kala mereka sering bersilang pendapat namun sangat rukun, mereka adalah pemimpin yang menganut rasa PROFESIONALISME tinggi di zamanya.
setelah luhak lima puluh berkembang, di bagilah menjadi beberapa kerajaan - kerajaan kecil untuk memudahkan perhubungan mereka dan menjaga wilayah mereka dari serangan KERAJAAN KWANTUNG atau setelah itu berganti nama menjadi KERAJAAN MINANGA TAMWAN.
mereka terus bergerak, tidak saja di luhak lima puluh....
kita ikuti terus dalam kisah selanjutnya MENDESAK MINANGA TAMWAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar