KERAJAAN - KERAJAAN DI MINANGKABAU
nama minangkabau begitu terkenal sehingga di se antero dunia, tapi di saat kita menanyakan dimana kerajaan minangkabau... kita bertemu dengan kebuntuan dan banyaknya kisah tentangnya.
sebuah misteri yang begitu dalam sedalam lautan, tiada ter ukur lagi.
kita pun mengenal istilah DI KAMBANGAN SALEBA ALAM, KOK DI GULUANG SALEBA KUKU yang mempunyai makna apabila di KAMBANGAN ( KEMBANGKAN ) di ceritakan secara detil akan memerlukan waktu yang banyak untuk menjelaskan dan menjabarkannya, dan makna DI GULUANG SALEBA KUKU ( DI GULUNG SELEBAR KUKU ) adalah sebuah kisah atau penjabaran yang di simplekan.
dengan kondisi yang sedemikian itu kita berusaha menjabarkan sekemampuan kita dan dari data data serta kisah kisah yang dapat penulis simpulkan dan kumpulkan. selebih nya adalah hak Tuhan dalam rahasia alam terdahulunya.
KISAH MISTERI LELUHUR MINANGKABAU
Berdasarkan Tambo Alam Minangkabau, semasa pemerintahan Datuk Suri
Diraja di Nagari Pariangan, datanglah Rusa Emas dari Lautan, rusa itu
kemudian dapat dijerat oleh datuk.
Cerita ini sejatinya adalah kiasan dari datangnya seorang raja
bermahkota dari Wangsa Syailendra, yang menyingkir ke Gunung Marapi. Di
Pariangan sang bangsawan ini dikawinkan dengan adik Datuk Suri Diraja
dan kemudian dirajakan dengan gelar Sri Maharaja Diraja (sumber : Asal Muasal Pagaruyung).
Sri Maharaja Diraja, dalam Hikayat Palembang
Dalam Hikayat Palembang, selepas Kedatuan Sriwijaya tepecah akibat
serangan Kerajaan Chola tahun 1025 M, muncul Kerajaan Bukit Siguntang di
wilayah Palimbang. Penguasa Bukit Siguntang dikenal dengan nama
Maharaja Sulan (Raja Segentar Alam).
Maharaja Sulan diperkirakan memerintah pada sekitar tahun 1070an
Masehi, dikemudian hari memeluk Islam atas upaya dakwah Puyang Sungai
Ogan “Wali Putih”, sang Raja kemudian juga dikenali dengan nama Iskandar
Zulqarnain Syah Alam
(sumber : Legenda Segentar Alam, Raja Muslim Sriwijaya dari Bukit Siguntang Palembang ? dan [Misteri] Naskah Matari Singa Jaya Himat, dan Penguasa Kuno Bukit Siguntang pasca runtuhnya Kedatuan Sriwijaya ?).
Maharaja Sulan memiliki 2 orang anak, bernama Raja Alim dan Raja
Mufti. Sepeninggal Maharaja Sulan, putera beliau Raja Alim
menggantikannya. Setelah beberapa lama memerintah, Raja Alim wafat,
kerabat Istana kemudian mengangkat puteranya Raja Alim II sebagai
penguasa.
Pengangkatan Raja Alim II ini mendapat protes dari pamannya Raja
Mufti, karena dianggap tanpa melalui kesepakatan dalam musyawarah. Dalam
upaya menghindari perang saudara Raja Alim II, bersama para
pendukungnya hijrah ke pedalaman.
Keberadaan Raja Alim II inilah kemudian dicatat dalam Tambo Alam
Minangkabau, sebagai Bangsawan dari Wangsa Syailendra, yang kemudian
menurunkan para penguasa di negeri Minang.
Sri Maharaja Diraja, Leluhur Lareh Suku Piliang
Berdasarkan Ranji Tambo Alam Minangkabau, yang dibuat oleh Drs. Mid
Jamal, Sri Maharaja Diraja memerintah Kerajaan Pariangan pada masa
1127-1149. Ia tercatat memiliki 3 orang istri, yaitu : Puti Indo Jelita,
Puti Cinto Dunie dan Puti Sidayu.
Dari istrinya Puti Indo Jelito, Sri Maharaja Diraja memiliki putera
Sutan Paduko (Datuk Ketumanggungan), yang kelak menurunkan 8 Suku dalam
Lareh Suku Piliang
(sumber : Tambo Alam Minangkabau).
Bersumber dari Leiden University Library Cod.Or. 1745, hal. ii & iii, ditemukan stempel Datuk Ketumanggungan, yang menggunakan aksara arab-melayu (sumber : stempel minang).
Disinyalir Datuk Ketumanggungan dan ayahnya Sri
Maharaja Diraja telah beragama Islam, dan hal ini sangat wajar,
mengingat kakek mereka Raja Sulan adalah seorang muslim dengan gelar
“Iskandar Zulqarnain Syah Alam”.
WaLlahu a’lamu bishshawab
Catatan Penambahan :
1. Diagram Time Line, dengan pedoman kepada susunan silsilah, yang dibuat oleh Drs Mid Jamal (Link) :
2. Silsilah Kerajaan Melayu, dengan mengambil sumber dari berbagai
daerah, sekaligus merevisi beberapa data silsilah dalam artikel…
SUMBER ( https://kanzunqalam.com/2017/01/20/misteri-sri-maharaja-diraja-leluhur-masyarakat-minangkabau/ )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar